Wednesday, December 12, 2012

Linimassa2: Kompleksitas yang Kembali pada Kesederhanaan


“Teknologi adalah berkah, bukan bencana”, mungkin inilah satu dari banyak makna yang bisa kita ambil dari film documenter tentang media, Linimassa2. Mengingat adanya pandangan “Jika ingin menguasai dunia, kuasailah media”, kini media semakin terasa perannya. Dengan fungsinya sebagai pemberi informasi, ia mampu menduduki peran penting sederajat konsep pemerintahan Indonesia, Trias Politika. Dimana, saat terdapat badan eksekutif, legislatif, dan yudikatif, media seolah menduduki posisi sebagai badan independen yang berperan sebagai pengontrol sekaligus pengawas yang bebas. Parahnya, ia kini diwaspadai sebagai pemacu utama munculnya Perang Dunia 3. Analogi kecil bisa kita tilik pada cuplikan Linimassa2 tentang kerusuhan di sebuah daerah di Ambon bulan September 2011 yang lalu. Rusuh yang sebenarnya terjadi hanyalah di satu daerah kecil di Ambon, dan hanya disebabkan oleh tewasnya satu orang tukang ojek. Namun, dengan media yang “membakar”, wilayah kerusuhan meluas, tak terkendali, dan banyak warga Ambon terlibat langsung didalamnya. Media mainstream (koran, televise, radio, dan internet)—yang membelakangi kepentingannya—menjadi bersifat menjual berita daripada mengabarkan berita. Berbeda dengan media kecil (facebook, twitter, dan blog) yang lebih murni dalam mengabarkan berita—yang memiliki tak kalah manfaat—yang dibahas secara rapi dalam film Linimassa2.
          Film ini disusun oleh kerjasama berbagai lembaga mulai dari ICT Watch, Watchdoc, dan Chanel Internet Sehat di belakang orang-orang berpengalaman di bidang jurnalistik seperti @sweethellena, @andhy_panca, @dandhy_laksono, dkk. Ya, mereka mungkin lebih suka menampilkan namanya dengan akun twitter karena mungkin jejaring sosial ini sudah bisa menjadi sarana jurnalisme tersendiri. Selain itu, blog juga menjadi perangkat jurnalisme bagi beberapa dari mereka. Linimassa2 lebih banyak membahas penggunaan media-media kecil, tak lepas dari posisi negara kita yang tinggi dalam penggunaan facebook dan twitter di kancah internasional. Tak hanya menggunakannya, banyak dari kita juga memanfaatkannya. Memilihnya sebagai berkah, bukan bencana.


            Dari berbagai pelosok di Indonesia, Linimassa2 mengupas beragam berkah dari adanya media berbasis teknologi, seperti Primadona FM Radio Community di Lombok, Desa Multimedia di Tasikmalaya, Komunitas HIV/AIDS di Jakarta, Emak-Emak Blogger di Jakarta, Komunitas Difabel di Jakarta, dan Kampung Cyber di Yogyakarta. Hal yang lebih menarik untuk dibahas diantaranya Emak-Emak Blogger, Primadona FM, dan Kampung Cyber.
            Yati Rachmat, anggota Emak-Emak Blogger berusia 72 tahun memanfaatkan blog untuk melatih dan menjaga otak dari gejala umum seorang lansia, kepikunan. Disinilah hal yang cukup unik bahwa dengan menulis di blog, otak menjadi tetap terpelihara dari lemahnya menyerap dan mengingat kembali informasi. Tak hanya itu, wanita ini juga memasuki bidang bisnis reseller dengan kepemilikan akun facebook mulai Maret 2009. Wanita yang tetap berjiwa muda.

            Kini masyarakat tak lagi menunggu wartawan untuk meliput daerahnya, karena mereka sendirilah pewartanya. Primadona FM telah membantu seorang warga dalam mempublikasikan terhambatnya penggunaan air di daerahnya. Kitanep, seorang penjaga hutan di pelosok Lombok mengadu ke lembaga penyiaran radio tersebut untuk diteruskan ke pihak yang bertugas. Media telepon genggam standar digunakan untuk memotret kerusakan yang terjadi, lalu dipindah ke laptop, diunggah ke internet, dan hasilnya bantuan datang. Sebuah cara mudah dari teknologi yang juga tidak mewah.
            Teknologi yang mudah juga digunakan pada Kampung Cyber. Dari 141 warga, sudah 90%-nya menggunakan internet. Persentase yang mengagumkan untuk kalangan desa. Salah satu warganya juga memanfaatkannya untuk berwirausaha, yakni Lek Iwon. Menggunakan facebook dan blog, karya batiknya bisa melambung skala nasional, bahkan internasional. Produk seorang warga desa di Yogyakarta kini sudah bisa dijangkau dari Jepang hanya dengan layar kaca.
            Indonesia kini telah memiliki potensi yang baik dalam pemanfaatan media, data penggunanya diantaranya:
1.       55.000.000 pengguna internet,
2.      42.900.000 pengguna facebook,
3.      24.900.000 pengguna twitter,
4.      100.000.000 pengguna selular aktif,
5.      3.300.000 pengguna blog
Fungsi awal tercipta media dan teknologi adalah untuk membantu. Ketiga orang di atas telah membuktikan bahwa menggunakan fungsi teknologi untuk “membantu” adalah hal yang lebih baik. Mereka memilih cara yang mudah dan sederhana. Media mainstream yang kini dibelakangi oleh banyak kepentingan mulai tersaingi media sosial yang sebelumnya memiliki peranan yang kecil. Di balik aktivitasnya yang lebih jujur, media sosial digemari cukup banyak orang. Seperti Almas dkk, mereka lebih percaya terhadap teman-temannya sendiri yang memang berdomisili di Ambon daripada media mainstream. Meskipun media besar tersebut lebih tersistem, faktor persaudaraan terhadap sahabat sendiri dalam media kecil tetap tidak bisa mengalahkan kepercayaan mereka terhadap media besar. 


Dari keseluruhan, Linimassa2 sangat bagus dalam hal penyajian. Banyak menggunakan lagu-lagu daerah sebagai pengantar, menampilkan jurnalisnya dengan perangkat laptop dimana-mana agar terasa pentingnya media, dan tidak hanya membahas daerah pelosok saja namun juga daerah metropolitan seperti Jakarta. Selain itu, film ini disajikan dengan subtitle bahasa Inggris agar bisa dikonsumsi sampai kancah internasional. Satu hal yang cukup disayangkan atau bisa dijadikan evaluasi untuk film Linimassa berikutnya adalah aspek desain visualnya yang kurang memanjakan penonton. Perlu adanya tambahan desain-desain grafis agar lebih bervariasi.
Akhirnya, Linimassa2 menjadi satu film documenter yang direkomendasikan, bahkan wajib ditonton berbagai kalangan warga Indonesia. Karena media menjadi hal yang sangat penting di era global ini. Linimassa2 juga menyadarkan betapa media-media kecil lebih arif dibandingkan media-media mainstream. Dengan ini kita menjadi saksi, bahwa modal kuat mungkin akan menggusur yang lemah, tapi modal kuat tak selalu memberi lebih banyak arti. Teknologi awalnya difungsikan sebagai berkah, bukan bencana. Dan, kesederhanaan adalah kembali kepada fungsi awalnya.
Untuk menonton Linimassa2, klik: http://linimassa.org/

Thursday, June 14, 2012

Analisis Sugestivitas Para Pengunjung Pesarean Gunung Kawi terhadap Ramalan Ciam Si


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Pesarean Gunung Kawi adalah perluasan makam Panembahan Djoego dan Raden Mas Iman Soedjono. Tempat ini sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan spiritual. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya dupa yang ditaruh di dalam Pesarean Gunung Kawi dan banyaknya orang jual bunga untuk ritual. Di dalam pesarean ini juga terdapat beberapa tempat untuk ritual, di antaranya makam Panembahan Djoego, dimana di dalamnya digunakan orang-orang untuk berdoa mendekati makam sambil duduk berjalan. Beberapa orang yang sudah mendekati makam akan memasukkan tampah berisi bunga merah dan bunga putih, serta beberapa bungkusan yang juga berisi uang puluhan ribu.
Di dekat makam tersebut, terdapat juga guci peninggalan Panembahan Djoego yang air di dalamnya dipercaya dapat membuat awet muda dan tetap sehat. Setiap orang yang masuk ke dalam tempat tersebut akan mengambil air dengan gayung khusus yang disediakan di sana, lantas meminumnya atau membasuhkannya ke wajahnya. Jika diminumnya, maka ia percaya air tersebut dapat membuatnya tetap sehat dan jika dibasuhkannya ke wajahnya, ia percaya air tersebut dapat membuat wajahnya terlihat awet muda.
Hal yang paling menarik perhatian orang-orang sekitar adalah pohon dewandaru yang dipercaya dapat mengabulkan doa para pengunjung. Para pengunjung yang doanya ingin dikabulkan percaya bahwa agar doanya benar-benar terkabul, maka ia perlu melakukan suatu ritual. Ritual tersebut adalah memutari area pohon dewandaru tersebut sebanyak tiga kali. Jika batinnya belum merasa cukup, maka ia bisa menambah putaran tersebut menjadi tujuh kali. Setiap satu putaran yang dilaluinya, maka ia wajib berhenti di depan pohon dewandaru dan berdoa mengenai apa yang diinginkannya. Begitulah terus hal yang wajib dilakukannya sebanyak tiga atau tujuh kali. Masyarakat dan pengunjung pesarean Gunung Kawi juga percaya bahwa orang yang dijatuhi daun dewandaru dipastikan akan kaya raya dalam waktu dekat.
Ada hal unik lainnya yakni Ciam Si. Tempat ini merupakan satu-satunya tempat berbau adat China yang berada di dalam Pesarean Gunung Kawi yang beradat Jawa. Ciam Si biasa digunakan para pengunjung untuk mengetahui arti nasib mereka pada saat itu maupun nasib apa yang akan mereka alami di masa mendatang. Uniknya, nasib mereka hanya ditentukan oleh kertas ramalan yang didapatkan dari hasil kocokan bambu yang ada di dalam Ciam Si. Hal ini cukup menarik perhatian sehingga dirasa perlu untuk diteliti.

1.2  Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah yang akan dikaji dalam proposal penelitian ini, di antaranya sebagai berikut.
1.    Mengapa para pengunjung Pesarean Gunung Kawi ingin mengetahui nasibnya ke Ciam Si?
2.    Bagaimana para pengunjung Ciam Si bisa percaya bahwa kertas ramalan tersebut benar-benar menggambarkan nasibnya?

1.3  Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan penelitian dalam proposal penelitian ini. Di antaranya sebagai berikut.
1.    Mengetahui  dan memahami dorongan apa yang melatarbelakangi para pengunjung Pesarean Gunung Kawi untuk mengetahui nasibnya ke Ciam Si.
2.    Mengetahui dan memahami bagaimana para pengunjung Ciam Si bisa percaya akan kertas ramalan Ciam Si tersebut.

1.4  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1.    Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang studi psikologi khususnya studi tentang metodologi penelitian kualitatif. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan untuk bacaan ataupun referensi bagi semua pihak. Khususnya bagi Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya.
2.    Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan dapat menjawab rasa penasaran semua pihak khususnya pada ritual Ciam Si yang terdapat di daerah kawasan Pesarean Gunung Kawi.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1     Ciam Si Gunung Kawi
Ciam Si Gunung Kawi adalah sebuah bangunan kelenteng yang bertempat di sebelah Barat makam yang dilengkapi dengan ramalan nasib. Tempat ini adalah satu-satunya tempat berlatar belakang adat China yang terdapat di dalam Pesarean Gunung Kawi yang berlatar belakang adat Jawa. Tempat ini digunakan para pengunjung untuk mengetahui nasibnya di masa sekarang dan masa mendatang berlandaskan kepercayaan mereka sendiri. Melalui Ciam Si itu, mereka meyakini bahwa apa yang akan terjadi pada diri mereka akan bisa dilihat. Ciam Si bagi mereka adalah sarana ritual yang tidak lepas dari mitos makam Panembahan Djoego dan Iman Soedjono.
Cara meramalkan nasib mereka itu adalah dengan mengambil tabung berisikan batang-batang bambu, kemudian memutarkan tabung tersebut sebanyak tiga putaran ke atas tiga lilin secara bergiliran sambil membaca doa agar hasil kocokannya berkah. Berikutnya adalah mengocok-ngocok tabung bamboo tersebut dengan posisi horizontal sambil menunggu jatuhnya satu batang bamboo. Tiap batang bamboo memiliki nomor, maka batang bamboo yang jatuh tersebut kemudian ditukarkan dengan kertas ramalan bernomor sesuai nomor batang bamboo yang jatuh tersebut. Kertas ramalan yang didapat berisikan syair dengan makna yang berbeda-beda. Jika kesulitan menafsirkan syair tersebut, maka dapat meminta ke para penafsir sekitar Ciam Si untuk ditafsirkan. Jika maknanya adalah baik, para penafsir Ciam Si dan masyarakat sekitar Pesarean Gunung Kawi menganjurkan untuk menyimpan kertas tersebut, namun jika maknanya adalah buruk, para penafsir dan masyarakat menganjurkan untuk membakarnya.
2.2     Efek Barnum
Efek Barnum adalah sebuah manipulasi psikologis dimana variabel yang sebenarnya berlaku untuk semua orang dan semua kondisi diperlihatkan berlaku khusus pada orang tertentu atau kondisi tertentu. Teori efek Barnum juga dikembangkan oleh seorang psikolog asal Amerika, Bertram R. Forrer, sehingga dikenal juga dengan nama efek Forrer. Forrer membuktikan adanya teori efek ini dengan penelitiannya. Ia membagikan 39 amplop tertutup kepada 39 mahasiswanya sebagai hasil tes kepribadian yang dilakukan seminggu sebelumnya. Isinya adalah sebagai berikut.
“ Anda merasa perlu untuk disukai dan dikagumi orang lain, tapi pada saat yang sama anda juga cenderung kritis terhadap diri sendiri. Anda mempunyai kapasitas besar terpendam yang sebenarnya bisa anda kerahkan demi kesuksesan anda. Meski anda memiliki sisi lemah dalam kepribadian, tapi anda biasanya berhasil untuk mengkompensasinya. Dari luar anda terlihat sebagai seorang berdisiplin dan percaya diri, namun di dalam anda adalah seorang yang was-was dan tidak percaya diri. Terkadang anda memiliki keraguan serius apakah anda sudah membuat keputusan atau sudah betindak benar atau tidak. Dalam kapasitas tertentu anda lebih memilih sesuatu yang berbeda dan merasa gusar dengan kekangan dan pembatasan. Anda merasa bangga menjadi seorang pemikir independen dan tidak pernah menerima statemen orang lain tanpa alasan memuaskan. Anda juga menilai tidak bijaksana jika terlalu berterus terang dalam mengungkapkan diri terhadap orang lain. Terkadang anda adalah seorang agresif, ramah dan sosial, ada pula kalanya tertutup, waspada dan pendiam. Terkadang apa yang anda inginkan tidak begitu realistis. Merasa aman dan nyaman  adalah sebuah tujuan utama anda”.
Setelah dibaca, sang professor meminta agar setiap orang memberi penilaian dengan parameter:
1.    sama sekali tidak mencerminkan saya,
2.    tidak mencerminkan saya,
3.    sedikit -banyaknya mencerminkan,
4.    mencerminkan saya,
5.    sepenuhnya mencerminkan saya.
Hasilnya mencengangkan, Forrer memperoleh angka rata-rata 4.26. Mayoritas anketor menyatakan bahwa kriteria tersebut secara spesifik mencerminkan kepribadiannya. Pada penelitian serupa yang dilakukan setelah Forrer dengan jumlah peserta dan ruang penelitian yang lebih luas, angka rata-rata yang didapat adalah 4.20.
Pernyataan tersebut menarik perhatian banyak orang karena ditulis dengan ungkapan yang menyentuh kepribadian setiap orang. Deskripsi semacam ini dalam logika bahasa disebut tautologis. Sebuah pengulangan pernyataan yang tidak memberikan informasi berarti apa-apa karena mengandung seluruh kemungkinan. Sama seperti pernyataan “Hari ini mungkin hujan dan mungkin tidak”. Dengan memanfaatkan ego narsisme dan keinginan tampil beda pada setiap orang, pernyataan ini mampu meyakinkan kekhususan sebuah kondisi yang sebenarnya umum.

2.3     Teori Konstruk Personal George Kelly
Kelly memandang setiap individu adalah ilmuwan, ilmuwan yang selalu membuat hipotesis berdasarkan persepsinya. Arah kehidupan individu ditentukan oleh hipotesis yang dibuatnya. Dari hipotesis tersebut kemudian ia senantiasa mencocokkannya kembali dengan kehidupan nyata. Hal ini terbukti dari dua orang yang berbeda pandangan mengenai suatu hal dan berbeda respon dalam menanggapinya. Misalnya, Andi dan Aris yang bertemu Charlie. Andi berpandangan bahwa Charlie adalah seseorang yang bersahabat, sedangkan tidak demikian menurut Aris. Aris menganggap Charlie adalah sosok yang cuek dan tidak bersahabat. Saat Charlie menyapa Andi, Andi menanggapinya dengan senyuman ramah karena berpikir bahwa Charlie adalah sosok yang hangat. Sedangkan saat Charlie menyapa Aris, Aris meresponnya dengan seperlunya. Situasi yang sama diinterpretasikan dan ditanggapi secara berbeda. Hal ini menyebabkan perbedaan respon pula pada keduanya saat berinteraksi selanjutnya.
Dalam Teori Konstruk Personal, individu juga berperilaku secara alamiah untuk mengantisipasi pengalaman buruknya dari masa lampau. Namun lebih jauhnya, menurut Kelly individu berperilaku bukanlah semata-mata dikarenakan oleh pengalaman masa lampaunya, namun untuk membangun konstruk atau pandangan serta harapannya di masa depan. Masa lalu hanya digunakan sebagai alat pembantu untuk menentukan bagaimana konstruknya mengenai masa depan. Orang yang mengalami gangguan psikologis bukan disebabkan oleh trauma masa lalu, namun karena kesalahan pembangunan konstruk pikirannya terhadap masa depan.
Lalu, apa sebenarnya penyebab kesalahan konstruk individu? Penyebabnya adalah kecemasan. Seseorang yang pernah mengalami pengalaman buruk tidak akan salah dalam membuat pandangan mengenai masa depan jika tidak sedang mengalami kecemasan. Kecemasanlah yang membuat seseorang salah persepsi, salah konstruk, selalu berpikiran buruk mengenai masa depan. Kecemasanlah yang selalu membuat seseorang menjadi bingung dalam kehidupannya sehingga tidak bebas dalam berperilaku dan tidak dapat mengaktualisasikan potensinya serta dirinya sendiri. Di samping semua itu, ada pula individu yang salah membuat konstruk mengenai masa depan yang tidak disebabkan oleh kecemasan. Individu ini salah karena konstruknya yang terlanjur keras dan tidak dapat ditembus atau dimasuki oleh konstruk yang berlawanan. Jika dalam bahasa keseharian, individu ini dapat disebut sebagai individu yang terlalu keras kepala atau idealis.

2.4 Kerangka Pikiran
   Adapun alur penyampaian pikiran dalam proposal penelitian ini yakni sebagai berikut.

 




  Bagan 1. Kerangka Pikiran Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Teknik Pengambilan Subjek
Teknik pengambilan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan subjek homogen, hal ini dikarenakan populasi yang ada di dalam Ciam Si adalah homogen.

3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah bagian yang sangat penting dalam penelitian, karena digunakan untuk mengetahui keabsahan data dari suatu penelitian. Disini digunakan terknik pengumpulan data sebagai berikut.

3.3.1 Observasi Partisipan
Dalam hal ini cara untuk mendapatkan data adalah dengan melakukan observasi dengan terjun langsung ke Ciam Si, serta melakukan ritual yang sama seperti pengunjung lainnya. Hal ini bertujuan agar dapat mengumpulkan data secara lebih akurat dan turut memahami dan mempraktikkan bagaimana sebuah ritual dilaksanakan. Dari hasil observasi didapatkan bahwa seluruh pengunjung Ciam Si adalah orang-orang yang berpakaian sederhana.

3.3.2 Wawancara Tak Berstruktur
Wawancara dilakukan secara tak berstruktur atau mengikuti kondisi yang ada. Dari hasil wawancara kepada para pengunjung didapatkan data bahwa hampir semua atau bahkan semua pengunjung Ciam Si adalah orang-orang dengan problem yang berkatian dengan psikologis, di antaranya seperti mengalami kemiskinan ekonomi, kesulitan mendapatkan jodoh, dan mengalami masalah hidup. Wawancara juga dilakukan kepada para penafsir kertas ramalan di sekitar Ciam Si.

3.3.3 Dokumentasi
Pengumpulan data juga dilengkapi dengan dokumentasi. Dokumentasi di sini berupa pengambilan gambar melalui kamera. Pengambilan gambar yang dilakukan adalah di luar sekitar lingkungan Ciam Si dan di dalam Ciam Si termasuk para pengunjung di dalamnya.

3.4 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi kasus. Desain ini bersifat spesifik dan khusus pada penelitian tertentu dan juga berskala lokal yakni membahas satu lingkup subtopik saja. Desain ini bertujuan untuk mencari hakikat dari suatu kasus, latar belakang historis, setting fisik, dan konteks kasus khususnya ekonomi, politik dan hokum. Kelebihan dari desain penelitian ini adalah dapat memperlajari mengenai pengetahuan proporsional dan eksperimental. Adapun kelemahannya yakni hasil temuan yang dapat diterima namun penggeneralisasiannya masih diragukan.

3.5 Fokus Penelitian
Sesuai dengan desain penelitian di atas, maka fokus penelitian adalah spesifik pada ruang lingkup kertas ramalan Ciam Si yang dapat memengaruhi sugestivitas pengunjung yang melakukan ritual Ciam Si. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kertas ramalan Ciam Si dapat menyugesti seseorang sampai kepada kehidupannya.


BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisis
Ciam Si adalah sebuah tempat di dalam Pesarean Gunung Kawi dimana di dalamnya banyak pengunjung yang ingin mengetahui makna nasib mereka di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Adapun prosedur meramalkan nasib mereka itu adalah dengan mengambil tabung berisikan batang-batang bambu, kemudian memutarkan tabung tersebut sebanyak tiga putaran ke atas tiga lilin secara bergiliran sambil membaca doa agar hasil kocokannya berkah. Berikutnya adalah mengocok-ngocok tabung bamboo tersebut dengan posisi horizontal sambil menunggu jatuhnya satu batang bamboo.
Tiap batang bamboo memiliki nomor, maka batang bamboo yang jatuh tersebut kemudian ditukarkan dengan kertas ramalan bernomor sesuai nomor batang bamboo yang jatuh tersebut. Kertas ramalan yang didapat berisikan syair dengan makna yang berbeda-beda. Jika kesulitan menafsirkan syair tersebut, maka dapat meminta ke para penafsir sekitar Ciam Si untuk ditafsirkan. Jika maknanya adalah baik, para penafsir Ciam Si dan masyarakat sekitar Pesarean Gunung Kawi menganjurkan untuk menyimpan kertas tersebut, namun jika maknanya adalah buruk, para penafsir dan masyarakat menganjurkan untuk membakarnya.
Berikut contoh syair Ciam Si, dengan nomor bamboo pertama (1).
Matahari terbit kubrakan awan dan angin
Sinar yang terang dimuka bumi ada menerangi
Jalannya ada menghadap terus di lapangan yang diingini
Beribu perkara tinggal selamat dirinya akan dilindungi


4.2 Pembahasan
4.2.2 Efek Barnum pada Kertas Ramalan Ciam Si
Setelah memperhatikan beberapa kertas ramalan Ciam Si, didapatkan bahwa syair yang terdapat di dalamnya adalah cocok untuk diterapkan kepada semua orang. Pada sebuah keikutsertaan, kertas yang didapat dan dimaknai sesuai pengalaman peneliti ternyata cocok pula jika dimaknai sesuai pengalaman teman peneliti. Hal demikian selaras dengan pendapat berikut.
Dikatakan oleh Irwan Sumadi, Dosen Pendidikan Agama Islam Universitas Padjajaran mengatakan: “Kalau menurut saya Ciam Si itu tidak ada apa-apanya, hanya saja bagi mereka yang percaya terhadap sarana ramalan nasib tersebut mereka meyakini seutuhnya bahwa apa yang ada dalam ramalan nasibnya dianggap memiliki kebenaran mutlak. Semuanya menurut saya tergantung pada keyakinan masing-masing peziarah. Bahkan menurut saya, makam pun yang dianggap oleh mayoritas peziarah itu keramat juga tidak keramat, kecuali kelebihan spiritualitas dan moralitas dua tokoh tersebut. Itu saja yang saya yakini,bukan sebagai objek yang bisa menimbulkan kekayaan dan pesugihan” (http://syariah.uin-malang.ac.id).

4.2.3 Motif Ketenangan Batiniah
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapat data bahwa hampir atau bahkan semua pengunjung Ciam Si adalah penduduk dengan problem psikologis. Hal ini semakin memperkuat pernyataan bahwa motif para pengunjung Ciam Si mengundi nasib mereka ke sana adalah untuk mendapatkan ketenangan batiniah atau ketenangan psikologis. Prosedur pengocokan tabung bamboo yang diajarkan oleh pemandu di sekitar Ciam Si adalah mengocoknya sebanyak maksimal tiga kali. Tiga kali dalam hal ini adalah ketika makna syair dalam kertas ramalan yang didapat kurang memuaskan.
Sesuai prosedur, para pengunjung dianjurkan untuk mengocok tabung bamboo satu kali lalu melihat syairnya. Jika syairnya sudah bagus, maka ia dianggap cukup dan dianjurkan untuk menyimpan kertas ramalan tersebut. Jika hasilnya tidak bagus, ia dianjurkan untuk mengocok kedua kalinya. Seperti sebelumnya, jika hasilnya bagus maka pengunjung tersebut dianggap cukup dan menyimpan kertas tersebut. Namun, jika hasilnya masih kurang bagus, ia diperbolehkan untuk mengocok ketiga kalinya. Jika hasilnya bagus, ia dianggap cukup dan agar menyimpannya. Namun, jika hasilnya tetap tidak bagus, maka disimpulkan para penafsir, pengunjung tersebut memang benar-benar mengalami nasib yang kurang baik dan agar berhati-hati dalam menjalani hidupnya.
Sebenarnya setiap orang memanglah harus senantiasa berhati-hati dalam hidupnya. Hanya saja disini timbul pertanyaan, mengapa kocokan hanya diperbolehkan berlanjut pada saat mendapatkan hasil yang buruk? Mengapa saat mendapatkan hasil yang baik sudah dianggap cukup dan tidak boleh mengocok lagi? Kembali kepada motif awal, orang yang mengunjungi Ciam Si dan mengundi nasib di dalamnya adalah karena motif ingin mendapatkan ketenangan batiniah. Para pengunjung disana banyak yang tertimpa masalah psikologis, dan ketika mereka mendapatkan hasil ramalan yang baik, batinnya akan tenang. Namun, ketika ia mendapatkan hasil yang kurang baik, diperbolehkan mengocok sampai hasilnya baik dan diperbolehkan berhenti. Pengunjung yang sampai ketiga kalinya mendpatkan hasil yang tidak baik, hanya dinasihati agar berhati-hati dalam hidupnya. Tidak ada sindiran atau kritikan tajam kepadanya namun lebih kepada menenangkan hati.

4.2.4 Konstruk Personal Kelly
Dari hasil ramalan yang mengandung efek Barnum tersebut sehingga cocok untuk diterapkan pada semua orang, pengunjung yang membacanya akan tersugesti kertas tersebut dan menanamkannya pada pikirannya akan nasihat tersebut. Sugesti diterima karena pengunjung memang menginginkan hasil ramalan yang baik dan atau yang menenangkan batiniah. Kemudian, bagaimana syair tersebut cocok pada kehidupan seseorang sampai akhirnya senasib sama dengan makna syair tersebut?
Kelly memandang setiap orang hidup dengan hipotesisnya masing-masing. Syair dalam kertas ramalan yang diinternalisasikan tersebutlah yang menjadi hipotesis pengunjung Ciam Si yang percaya dengan ramalannya. Hipotesis tersebut mengarahkan kehidupan seseorang dan membuatnya semakin sesuai dan cocok dengan makna syair tersebut. Dalam Konstruk Personal, individu juga berperilaku untuk mengantisipasi pengalaman buruknya dan membangun konstruk serta harapannya di masa depan. Tidak ada ramalan Ciam Si yang memfokuskan nasib seseorang pada masa lampau, namun pasti di masa sekarang atau mayoritas di masa depan. Masa lalu seseorang hanya digunakan sebagai alat pembantu untuk menentukan bagaimana konstruknya mengenai masa depan.
Seseorang yang terbiasa mencari ramalan ke Ciam Si saat ia mengalami problem psikologis mungkin tidak bebas dalam aktivitas hidupnya. Hal ini disebabkan oleh penyebab gangguan psikologis yang dikemukakan Kelly, yakni kecemasan. Orang yang dilanda kecemasan sering salah konstruk dalam mempersepsikan hidupnya. Tujuan para pengunjung mendatangi Ciam Si yang kemudian mendapatkan hasil ramalan disana adalah untuk mengurangi kecemasan yang ada pada batinnya. Syair-syair yang tenang membuat hatinya damai dan segar kembali dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

4.2.5 Data Informan
           Informan 1
Nama    : Winarto
Asal       : Malang
Peneliti : M. Auzan Apta W.
Informan 2
Nama    : Ahmad Effendy
Asal       : Malang
Peneliti : M. Auzan Apta W.

BAB V
KESIMPULAN


5.1  Kesimpulan
Hasil ramalan dalam Ciam Si tidak lain adalah efek Barnum. Hal ini terbukti dari cocoknya setiap hasil ramalan bila diterapkan pada masing-masing orang yang membaca dan menghayatinya. Setiap pengunjung mempercayainya karena latar belakangnya yang mengalami problem psikologis seperti kesulitan ekonomi, kesulitan jodoh, dan problem yang mengganggu psikologis lainnya. Motif sebenar-benarnya tiap pengunjung yang datang kesana adalah untuk mencari ketenangan batiniah. Jika hasil ramalan yang didapatnya adalah bersyair baik, ia akan tenang. Namun, jika hasil ramalan yang didapatnya tidak bersyair baik, ia tetap bisa menghadapi masa depannya sesuai petuah syair tersebut. Kemudian, bagaimana kehidupan seseorang dapat sesuai dengan makna syair tersebut adalah karena makna syair tersebut telah terinternalisasi ke dalam pikiran orang tersebut. Ramalan atau makna syair tersebut menjadi hipotesis atau konstruk seseorang dalam menjalani hidupnya. Sehingga, apa yang dialaminya kelak akan sama dengan apa yang ada di pikirannya karena pikiran seseorang akan mengarahkan tindakannya.

5.2  Saran
Ramalan Ciam Si cukup baik dengan menggunakan efek Barnum yang kompleks. Namun, sebaiknya jika sebuah ramalan adalah benar akurat, perlu dispesifikkan lagi kata-kata yang ada dalam syair ramalan tersebut agar tidak ambigu. Hasil ramalan yang menenangkan dapat menyugesti pikiran seseorang, lalu pikiran seseorang mengarahkan tindakannya. Bagaimanapun, manusia tetap akan percaya bahwa masa depan tak dapat diramalkan melainkan hanya Tuhan yang mengetahui.

DAFTAR PUSTAKA


Soeryowidagdo. 1989. Pesarean Gunung Kawi: Tata Cara Ziarah dan Riwayat Makan Eyang Panembahan Djoego, Eyang Raden Mas Iman Soedjono di Gunung Kawi Malang. Malang: Yayasan Pengelola Pesarean Gunung Kawi 'Bakti Luhur'.
Wade, Carole & Tavris, Carol. 2007. Psikologi: Edisi Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Roibin. 2012. Petilasan Makam, Ramalan Nasib (Ciamsi) Pohon Dewandaru, Pemandian, Air Jan-Jam Dan Ritual Wayangan Sebagai Objek Mitos. http://syariah.uin-malang.ac.id/index.php/komunitas/blog-fakultas/entry/petilasan-makam-ramalan-nasib-ciamsi-pohon-dewandaru-pemandian-air-jan-jam-dan-ritual-wayangan-sebagai-objek-mitos. Diakses 13 Juni 2012.
Susilo. 2011. Sekilas Penelitian Kualitatif. http://pascaunmulbpp.files.wordpress.com/2008/10/m_s2_sekilaspenelitian-kualitatif.ppt. Diakses 13 Juni 2012.
Tanpa Nama. 2011. Efek Barnum (Barnum Effect). http://bisikanpena.wordpress.com/2011/04/14/efek-barnum-barnum-effect/. Diakses 13 Juni 2012.
Tanpa Nama. Metode Penelitian. 2011. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/105/jtptunimus-gdl-darulakhir-5228-4-bab3.pdf. Diakses 13 Juni 2012.
Tanpa Nama. 2011. Metodologi Penelitian. http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pmtk_054004_chapter3.pdf. Diakses 13 Juni 2012.


LAMPIRAN


Data Wawancara
Wawancara 1
Pelaku
Narasi
Tema
Interviewer Interviewee Interviewer Interviewee Interviewer


Interviewee





Interviewer


Interviewee
Selamat malam, Pak!
Ya, dik.
Bapak asalnya dari mana?
Saya dari Malang, adik dari mana?
Saya dari Malang juga, Pak. Oh ya, banyak orang datang ke Ciam Si ini biasanya berdoa untuk apa ya, Pak?
Ya macam-macam, kebanyakan untuk ekonomi. Banyak disini orang berkunjung ingin rezekinya lancar padahal dia tidak berusaha. Banyak juga ingin dapat jodoh. Malah hampir semuanya karena masalah dik.
Oh, gitu ya Pak. Oh ya, sebentar saya keliling sama teman dulu ya, Pak. Terima kasih, Pak.
Ya, sama-sama.
Penyebab

Wawancara 2
Pelaku
Narasi
Tema
Interviewer Interviewee Interviewer Interviewee Interviewer

Interviewee
Interviewer

Interviewee


Interviewer

Interviewee
Malam, Mas!
Ya, malam juga mas.
Asalnya dari mana masnya?
Saya dari Malang, samean dari mana mas?
Saya dari Malang juga. Oh ya, habis ritual Ciam Si mas di dalam?
Iya, kenapa?
Oh, gapapa. Malam Jumat gini banyak yang berdoa ya mas. Masnya berdoa apa tadi?
Saya berdoa biar dapat rejeki mas. Ga lancara rejeki akhir-akhir ini. Dagangan saya ga laku.
Oh gitu ya mas, yaudah semoga habis berdoa disini bisa laris ya mas dagangannya.
Iya mas, amin.
Penyebab


Dokumentasi

Gambar 1. Gedung Ciam Si

Gambar 2. Kertas Ramalan Ciam Si

Gambar 3. Pengunjung Ciam Si

Gambar 4. Ritual Ciam Si